Molecular Gastronomy adalah studi ilmiah mengenai gastronomi atau lebih lengkapnya adalah cabang ilmu yang mempelajari transformasi fisiokimiawi dari bahan pangan selama proses memasak dan fenomena sensori saat mereka dikonsumsi. Ilmu ini dicirikan dengan penggunaan metode ilmiah untuk memahami dan mengendalikan perubahan molekuler, fisiokimiawi, dan struktural yang terjadi pada makanan pada tahap pembuatan dan konsumsi. Source : WIkipedia
And bla bla bla bla. sounds really boring right? saya sendiri bukan penggemar science ataupun kimia. maka dari itu saya memilih jurusan IPS di SMA. Sudah menjadi perbincangan lama, saat Molecular Gastronomy sampai ke Indonesia. di bawa oleh Chef Andrian Ishak, yang mengaku hanya belajar melalui Amazon.com dan Google. (What a humble dude)
Berlokasi cukup tidak strategis, di kawasan Selatan Jakarta, Jalan Fatmawati Raya no 26 C, lebih tepatnya di atas restoran mungil bernama Suguhan Magali. (Just put your Waze/GPS to navigate you!)
Setelah satu jam menunggu, tepat jam 7 kurang, saya melihat chef Andrian datang dengan motor Vespa abu-abunya dan segera naik ke lantai dua. tak lama kemudian saya dan tamu lainnya di ajak untuk naik ke lantai dua. dengan cekatan para tamu melayani kami mulai dari menuang minuman, sampai manruh serbet di atas paha kami. hal pertama yang terlintas di benak saya saat itu, "The dining area is way too tiny." hanya ada 6 Kursi saja saat itu. karena setau saya, memang Namaaz Dining hanya menyediakan 8 kursi pada setiap harinya. Such an intimate dinner right? Acara makan malam kami pun di sambut hangat oleh Chef Andrian yang sudah get ready dengan jacket chef nya dan topi kupluknya yang khas. Here it goes the adventure!
|
Hi Chef! |
Menu pertama yang di keluarkan adalah Rujak. sebagai makanan pembuka, hidangan yang satu ini cukup membuat kami terheran-heran. dari penampilannya saya dan partner mengira itu adalah daging wagyu. but it's RUJAK. and tastes like real rujak. Chef Andrian menggunakan semangka yang di ciut-kan sehingga tampak seperti daging wagyu.
|
What you see is not what you get |
Menu kedua,
Pempek Kapal Selam, dari penampakannya saja sudah ajaib. busa disana dan disini, dan nggak lupa telur yang di proses secara kimiawi. taste very weird, mungkin karena penglihatan saya yang di kelabui dan pengalaman makan pempek kapal selam yang bukan seperti ini, jadi, menu yang satu ini tidak menjadi favorit saya.
|
Pempek Kapal Selam |
Appetizer masih mengalir lancar malam itu, masih ada dua appetizers lagi dan perut saya sudah berteriak untuk dessert. Here we go the third appetizer. Ada Udang Di Balik Batu menjadi nama menu nya. piringnya cantik sekali, me gusta! batunya terbuat dari kentang, udangnya fresh dan sangat juicy, di bawah si batu itu pun terdapat sejumput sambal roa yang, ENAK!
|
Ada Udang di Balik Batu (Literally) |
Last but not least of Namaaz DIning appetizers... Sum-Sum Dabu-Dabu. yes it was made from beef sumsum and as you can see, another foam on the plate. foam nya sendiri terbuat dari kaldu sayuran yang membuat rasa dari menu yang satu ini cukup unik. i'm not a big fan of sumsum sapi though. potongan cabai rawit di atasnya membuat hidangan ini lebih "kuat".
|
Sumsum Dabu-dabu |
Now let me describe how wonderful the main course ritual goes. Our first main course was
Sate Kelopo. Originally from Surabya recipe. but wait, where's the tusukkan sate? again and again mindset kita mengenai makanan Indonesia di buat beda. Yang berwarna hitam itu adalah arang-nya yang bisa kita makan tanpa harus takut kepahitan. Di sajikan di dalam mangkok transparan, harus di buka sedikit demi sedikit, sambil menghirup aroma yang keluar, agar sensasi sate nya terasa.
|
Sate Kelopo |
Second main course nya agak bikin surprised. Manisan Cianjur yang di sajikan cantik di atas piring. Ada rasa nanas, mangga dan selayaknya rasa manisan, dish yang satu ini cukup membuat lidah saya wanting for more. dish ini di proses dengan liquid nitrogen dengan suhu 196 derajat celcius. how complex and beautiful at the same time!
|
Manisan Cianjur |
Mie Kangkung menjadi sajian ketiga, yang ada di benak saya, oke mie pakai kangkung. again and again, he twisted my mind. ternyata mienya yang terbuat dari kangkung, sehingga warnanya jadi hijau. teksturnya mirip cendol by the way. yang di tengah itu beef roll dan isinya butter.
Mie Kangkung
Jump off to another main course, yang ini bisa di bilang cukup fenomenal. Sop Ikan! Dengan penampilan seperti itu siapa yang bisa percaya kalau ini adalah sop ikan. bahkan saat memakannya pun pikiran saya masih setuju bahwa ini adalah ayam. Chef Andrian menggunakan tulang dan kulit dari paha ayam, yang di isi daging ikan dori. i was totally amused. like a child after seeing Santa Clause rides a Unicorn. cukup di sayangkan masih ada darah di tulang ayamnya. i can see the chicken bloods very clear. poor dori :-(
|
Sop Ikan |
This dish, is my favourite of all main course.
Garang Asem yang satu ini, menggunakan tenderloin meat yang di masak dengan tingkat kematangan medium. seperti yang bisa di lihat, dagingnya masih merah dan empuk luar biasa. di sampingnya terdapat bola kecil yang tampak seperti kroket. ternyata itu nasi gorengnya! the sauce was beautifully cooked. perfect in my mouth.
|
Garang Asem |
Dessert time! setelah perut cukup dibuat begah, Chef Andrian menyajikan bola berukuran sedang ini di atas sendok aluminium. yang harus di makan sekali hap. it's a Lychee Popping Bobba! It made me smile after chewing it.
|
Lychee |
I can't say much about this dish. it's Pencuci Mulut. from the name itself i knew that i will get mind-twisted again. The green soap was made from almond, the foam was made from mojito and peppermint. the towel? Nahh, you can't eat that. it's a real hand towel.
|
Pencuci Mulut |
This kembang tahu dish was quite fun, Chef Andrian gave us a bottle of liquid kembang tahu and let us make your own noodle in our bowl! yay! the soup is from ginger and some spices. dengan potongan roti dan kacang, yang satu ini lebih mirip wedang ronde.
|
Kembang Tahu |
Dish yang saya coba berikut, namanya Anggur Bersoda, di proses dengan menggunakan tabung whip cream yang tersedia banyak di restaurant-restaurant kelas menengah. bedanya, yang di masukkan oleh Chef Andrian yaitu gas Co2, atau Karbondioksida. berikut dengan buah anggurnya. proses ini menyebabkan si anggur menjadi bersoda.
|
Anggur Bersoda |
Next up, Pisang Bakar. Saat di beri tahu bahwa menu selanjutnya pisang bakar, saya tidak pernah menyangka bentuk yang keluar akan seperti ini sih. by the way sumbun lilinya ini terbuat dari kacang pecan! dan bubuk cokelat yang ada di pinggirnya adalah serbuk coklat yang bisa popping di mulut. Mindblasting!
|
Pisang Bakar |
Setelah agak seret dan waiter-waiter yang terus menuang Evian di gelas kami, akhirnya ada menu minuman juga yang di hidangkan.
Es Teh Panas. yup! saya nggak salah dengar. Es Teh Panas it is. saya pun bingung kenapa bisa tidak tercampur menjadi satu. teh yang berada di sebelah kanan saya panas dan di sebelah kirinya dingin. (?)
|
Es Teh panas |
Setelah perut sudah terasa sangat begah, Chef Andrian kembali beraksi di depan para tamu dengan menunjukkan aksinya dalam membuat hidangan yang satu ini. Dragon Breath! terbuat dari Vanilla Meringue, rasanya seperti Meringue standard, tapi asap mulai bermunculan dari hidung dan mulut saya. i was a smokey dragon that night.
|
Dragon Breath Effect |
Last dessert for that night was, Tape Ketan. di masak dengan proses nitrogen pula, yang lagi-lagi menimbulkan banyak asap dan juga decak kagum para tamu yang ada di ruangan itu. it comes really standard in plating and flavour until Chef Andrian turn the lights out. dammit it glows in the dark! para tamu menyantap hidangan terakhir ini dengan lampu yang di matikan dan lagu Adele yang terus di putar.
|
Ice Cream Tape Ketan |
It was a wonderful dining experience in my opinion. and good news for you guys, Namaaz Dining will be relocated into Gunawarman, and they will serve 29 seats! Chef Andrian gave us clue for the next menu of season three, he said, he will create food perfume to complete your dining sensation. i can not wait for any longer! Pay a visit is a must.
Namaaz Dining
Jl. Raya Fatmawati 26c
South Jakarta
Reservations only.